Selasa, 16 Februari 2016

Tentang hujan,payung,dan kamu.

Jika takdir bisa dipesan,aku yakin kau akan memilih untuk tidak pernah bertemu dengannya. Tapi sayangnya kau bukan Tuhan,semuanya harus terjadi kan?
Langit tak pernah sehujan ini,aku tahu kau kedinginan sekali.
Langit tak pernah sehujan ini,kau pasti takut tak henti-henti.
Kau tau,kau tak pernah selayu ini.  Sehujan apa pun semesta mu.
Tapi sebenarnya kau lebih kuat dari yang kau tahu. Sebab acuh,kecewa,marah,sedih,senang,kesepian,dan rindu pernah kau lalui sendirian,put.
Tak perlu selayu ini. Hujan akan reda. Tetapi jika kau pikir malah semakin deras,kencangkan tali sepatu mu. Lewati hujan ini,kami siap menjadi payung mu.
Matahari mu sedang redup,jangan biarkan ia semakin tenggelam saat melihat gigil kedinginan mu. Yakin kan ia,kau akan baik-baik saja. Sehujan apa pun semesta mu,seredup apa pun ia hari ini.
Meski mentari tak lagi bersinar,meski hujan kian badai,kau harus tetap berjalan,seberat apa pun langkah mu kini,kau adalah nahkonda di kapal mu sendiri.

Berbahagia lah,karena Allah masih memberi mu hujan,lalu ambil apa yang bisa kau ambil.