Minggu, 11 Oktober 2015

Dear subhanallah ku.

Entah malam keberapa,dimana aku tetap terjaga. Tak bisa tidur karena mu.
Tentang senyum yang ditunjukan kepada siapa.
Tentang tawa yang hadir entah karena apa.
Atau tentang sapaan yang tiba tiba muncul di lini masa,entah untuk siapa.
Ini masih tentang kamu yang terlalu sempurna.
Dan masih tentang aku yang tak berani menyapa.
Kamu tidak tau betapa degup jantung ku terlalu terburu-buru,saat kamu memanggil nama lengkap ku. Saat kamu tersenyum ke arah ku,atau saat kamu menanyakan kabar ku malam itu.
Kamu tidak akan tau betapa terbakarnya dada ini,saat melihat mu bersenda gurau dengan perempuan selain aku.
Kamu juga tidak akan tau,betapa sulitnya aku untuk tertidur saat aku rindu kamu.
Ku rasa kamu memang tak usah ingin tau.
Biar lah orang bilang aku egois,toh apa lagi yang harus ku lakukan selain jatuh cinta sendirian?

Selasa, 06 Oktober 2015

Surel rahasia.

“jika aku rindu kamu bagaimana?”
“memangnya kenapa? Kau bebas melakukannya. Setiap hari pun tak apa.”
“benarkah?”
“tentu saja,sebab kita masih bisa jadi teman dan tak akan pernah saling melupakan. Aku berjanji.”



Jika mengingat percakapan tadi,aku ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Kau begitu manis tenyata.
Bahagia adalah saat kita bisa duduk berhadapan. Kau memakan es krim cokelat,dan aku memakan es krim rasa vanilla. Tak ada yang berbicara,namun terasa hangat disana,di dada ku.
Rambut mu selalu berantakan,tapi aku suka. Sebab dengan begitu aku bisa merapikannya,dan menciumnya sesekali.
Aku tak pernah bosan,saat mendengarkan mu bercerita berjam-jam bagai pendongeng. Sebab aku tak pernah berhenti tertawa saat menyimaknya.
Dekap mu adalah tempat yang paling masuk akal,saat masalah mengacak-ngacak kewarasan.
Dan tatap mata mu adalah sesuatu yang paling meneduhkan.
Terima kasih,kamu. Dan selamat hari kita yang ke-365 ya,kamu. Sekarang,bisakah kamu menepati janji mu saat ia telah menjadi semesta baru mu?