Kamis, 25 Agustus 2016

Surat untuk yang semakin menyebalkan



“anter ngeprint yuk”,katanya.
“ya udah,nih sekalian”,jawab ku.
“ye si bego,anterin lah,gue kan ga tau tempatnya dimana”
“motornya aja belom diparkirin”
“yes,berarti mau kan?”
:)

Kita adalah temen seangkatan di SMP yang sama,tapi baru hari itu kita ngobrol banyak (pas di warnetnya sih,coz di warnetnya lagi banyak cabe-cabean sekolah tetangga yang lagi ngeprint juga,alhasil kita nungguin deh sambil curcol-curcol ngehe),iya,waktu kelas 3 Aliyah. Gils,selama ini kita ngapain aja?
Si geblek ini orangnya random banget. Masa doi suka makan bubur pake sumpit,dan sumpitnya cuma satu! Warbyasah~. Pernah juga,dia manggil gue teman gelap,bukan karena kulit leher gue lebih gelap dari muka ya,tapi karena kita adalah dua insan yang berbeda yang alias apaan anjir,gue aja ga tau. 
Lalu setelah hari dimana gue nganterin doi ngeprint,tiba-tiba,jadi ada yang berubah. Hari-hari gue terasa menyebalkan-ngangenin-gloomy gimana gitu. Kayak misalnya dia ngechat duluan “bel?”,”dih kaga dibales,cogan nih”. Atau tiba-tiba doi nyamperin ke kelas gue,dan ngegombal dengan kalimat yang diawali dengan “bapak kamu….” Bukan godain gue,tapi godain bu yusi,guru kimia gue. Kan q sebal yha~
Nih ya lu kesel ga sih,kalo lagi ngomongin temen yang baru exit  grup WA,terus tiba-tiba ada yang nimbrung,sok asik? Atau lu abis ngepost di blog yang gloomy-gloomy manja gitu,terus ada yang kepo sana sini biar tau tuh postingan buat siapa? Yak,ini kelakuan dia banget.
Tapi dia ini orang yang sabar banget dengerin ocehan gue soal naiknya harga jengkol,betapa malesnya gue kalo disuruh benerin genteng bocor sama emak,atau “rindu diam-diam”-nya gue yang ga pernah tersampaikan. Bukan sabar kali ya,mungkin doi lagi gabut aja,makanya doi mau aja dengerin w curhat. Gkgkgkgk~
Kita juga banyak berdebat. Soal pendidikan,masa depan,akidah,atau yang lebih absurd lagi,siapa yang bakalan rindu duluan kalo kita ga kabar-kabaran selam bertahun-tahun. Poin yang terakhir itu,gue cuma becanda,beneran tapi.
Banyak yang bilang kalo kita ada apa-apa. Oh, c’mon dude. Bagaimana kita bisa ada apa-apa,kalo kesetiaan masing-masing dari kita masih dijaga rapi,untuk ia yang kembali karena penyesalan? Eh,engga deng,itu mah dia kali. Gue sih udah punya yang baru…sepatu.
Pernah juga nih ya,dia curhat headsetnya ilang pas jam 12 malem. Ya Allah,rasanya q ingin berbisik “YA TERUS AING KUDU NEANGAN?” tepat di kupingnya,pake speaker masjid tapi. Dia juga pernah nanya,kenapa kucing kakinya ada 4. Q ingin menangys~~
Hmmm,udah ah ntar orangnya baca,terus ga mau repost tulisan w lagi (karena naiknya statistic blog adalah sebuah kebanggan bung!).  etapi katanya bulan ini dia ulang taun. Eh iya ga sih? Gue pernah liat di papan nisan mana gitu,lupa.
Oke,jadi…
…hari ini…
…tepat...
…pukul sekian.
Yha~
Gue cuma mau bilang “happy birthday Rizki Alifian. Doanya standar lah ya. Semoga umurnya berkah,rizkinya melimpah,dan dipertemukan dengan perempuan sekseh. Engga deng,yang penting mah selalu sehat dan bahagia gimana pun kondisinya. Kalo udah pulang ke parung,ica kale beliin espim.”
Lu pada nyesel ya baca tulisan ini,buang-buang kouta,dan gue cuma mau bilang begini doang. Hahaha,rasakan itu adudu,tunggu pembalasan ku berikutnya!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bentar,belom selesai. I shoud say thank u for u Aa iki(iya Aa,sok dituain banget yekan~),for being my home when I feel so gloomy,tried or fell so bad (when I missed someone misanya). Jaga diri,banyakin kegiatan positif biar punya banyak temen hitz di IPB,semoga Allah selalu berada disetiap langkah hijrah mu. Kamu harus ingat,sejauh apa pu kamu,semoga doa kedua orangtua mu dan mantan mu yang belom bisa move on itu,selalu memeluk mu erat-erat. Btw,jangan lupa cukur kumis.

cotton candy



Kepada tuan yang tidak pernah bosan pada nikotin,
Sudah berapa batang tembakau yang kau hisap hari ini? Berapa teguk RJ yang kau minum malam ini? Kamu mandi jam berapa? Eh,maaf aku terlalu lancang untuk menanyakan hal ini lagi.
Sebenarnya ini hanya surat-surat dalam paragraph yang tak sempat kau baca sebelumnya. Ini juga bukan sesuatu yang penting lagi untuk mu,tapi kali ini,tolong bersikap tenang,baca pelan-pelan.
Tuan,mungkin pagi mu bukan tentang menunggu kabar ku lagi,mimpi mu bukan untuk ku lagi,dan rindu mu juga bukan tentang ku lagi.
Maaf untuk malam itu,jelas aku yang salah. Harusnya aku membicarakannya lebih dulu,agar kamu tidak sejauh ini. Sampai paragraf ini,kamu masih sanggup membacanya,kan?
Tuan,seperti kata ku malam itu,aku selalu merasa jatuh cinta lagi,saat melihat mu tertawa atau saat kau menghisap rokok dalam-dalam. Tapi entah mengapa,sumuanya lenyap dalam sekejap. Apa jangan-jangan aku terlambat menyadari,bahwa dengan mu,hanya pelepas penat ku? Atau mungkin semua ini tak lebih dari sisa cerita kita yang belum selesai?
Tuan,terlalu banyak hal yang kutakutkan. Aku takut ketinggian,takut dimarahi guru kimia karena tidur saat jam pelajarannya,takut mengecewakan orang tua,dan takut terlambat mewujudkan segala ingin di angan. Jadi,sudah paham kan,mengapa aku melangkah sejauh ini?
Kalau sampai hari ini kamu belum mau menyapa ku,tak masalah. Terserah juga kalau kamu berpikir macam-macam tentang ku. Maaf kalau malam itu aku terlalu terburu-buru,aku tak pandai merangkai kata “pamit”.
Terimakasih untuk cotton candy-nya,manis. Semoga kamu bisa menjadi sebaik-baiknya laki-laki untuk dipasangkan dengan perempuan yang baik-baik pula. Atau kamu masih percaya kalau ” jodoh tidak akan kemana-mana”?.


Sabtu, 13 Agustus 2016

Al

Bagaimana hari mu,Al?
Sepertinya,beberapa hari ini kepala mu riuh sekali,sehingga kau lupa pada sisi lain dalam diri mu. Ayo lah,beri sedikit waktu untuk anak kecil yang ada pada diri mu,untuk menangis meraung-raung tanpa beban. Ia juga butuh perhatian,Al.
Terlalu banyak hal yang kau khawatirkan tentang hidup. Santai saja lah,maksud ku,berencana jauh kedepan itu boleh,tapi jangan sampai merusak kebahagiaan mu hari ini,Al.
Kau kacau sekali,ada apa,Al? Aku tahu kau seorang sulung,tapi bukan berarti kau harus menanggung semuanya sendirian. Kau bisa bercerita nanti malam,besok,lusa,atau kapan pun kau mau. Aku akan mendengarkan.
Jangan menyusahkan diri sendiri,dengan bersikap seolah baik-baik saja. Itu akan membuat mu kelelahan. Lepaskan saja,pelan-pelan. Selesaikan segala urusan yang perlu disudahi,Al.
Tidak semua orang dapat kau percaya.Tapi tenang saja,Al. Kau tidak sendirian,kau masih punya sisi lain dalam diri mu untuk diajak bicara.
Serahkan segala cemas,ragu,sendu dan sedih mu pada-Nya. Bersedih jangan terlalu lama,agar kebahagiaan tidak singah terlalu cepat.
Jika malam-malam berikutnya kau merasa teramat kesepian,tenang,kau masih punya seseorang dalam diri mu untuk kau dekap erat-erat.

Senin, 06 Juni 2016

Aku tidak akan pulang,sebab aku tidak pernah pergi



Seberkas cahaya matahari menyelinap masuk diantara gorden warna merah muda dan biru,membangunkan Delia dari tidur nyenyaknya. ia sudah terbiasa dengan aroma obat-obatan di setiap sudut kamarnya,tapi sepertinya ia belum terbiasa dengan kehadiran ku.
“selamat pagi Del,mau langsung mandi atau sarapan dulu?” ujar ku dengan senyum yang entah mengapa tiba-tiba mengembang. Tapi Delia hanya diam saja,dengan tatapan yang sulit dideskripsikan.
“aku ambilin sarapan ya” bujukku dengan senyum yang sama.
“maaf,apakah kita pernah saling mengenal?” kata Delia dengan suara pelan.
Aku hanya bisa menarik napas,saat mendengarnya mengucapkan kalimat itu lagi,lagi,dan lagi.
“mengapa kau hanya diam?”
Ah,lagi-lagi hati ku seperti di tusuk ratusan pisau ; sakit. Sebenarnya kita pernah menjadi yang bahagia dan membahagiakan,pernah menjadi ‘rumah’ yang dirindukan,dan pernah menjadi tempat pulang untuk berbagi kesedihan. Sebelum ia kehilangan ingatannya.
Hari itu adalah hari yang sangat spesial,karena usia pernikahan kita genap 30 tahun. Dan aku bermaksud mengajak Delia jalan-jalan ke taman bunga,tempat kesukaannya. Entah mengapa,ia terlihat sangat cantik dengan gaun warna hitam dan lipstik warna merah yang mewarnai bibirnya. Setelah itu aku mengajaknya ke restoran Jepang,dan sepertinya ia sangat senang. Delia memakan makanannya lahap sekali,dan sesekali ia tersenyum malu-malu. Ya Tuhan,aku seperti jatuh cinta lagi.
“Di,apakah aku cantik?” katanya sambil menunduk.
“tentu saja Del”
“meski aku sudah setua ini?”
“kau cantik sesuai usia mu,aku sangat mencinta mu”
“benakah?”
“tentu saja,kau adalah wanita terhebat yang pernah ku temui”
“jika suatu hari aku sakit-sakitan dan tak bisa  menemani mu lagi bagaimana?”
“itu tidak mungkin Del,dan seandainya itu tejadi,aku tak akan penah meninggalkan mu”.
“aku beruntung memiliki suami seperti mu,Di”
Aku senang sekali hari ini,tapi aku merasa sangat bersalah setelahnya.
Saat perjalanan pulang,semuanya terasa menyenangkan Lalu saat cuaca mulai mendung, aku pun mulai menaikan kecepatan  motor menjadi 80 km/jam,aku tidak mau Delia kehujanan. Namun tiba-tiba aku menabrak truk besar,karena jalanan terlalu licin. Tubuh ku masuk ke bagian bawah truk,dan ia terpental entah kemana.
Dan akhirnya aku harus kehilangan kaki ku,dan Delia harus kehilangan ingatannya. Aku menyesal mengendarai motor terlalu cepat,menyesal mengajaknya jalan-jalan,dan menyesal karena telah membuatnya tak ingat apa apa,termasuk aku,suaminya. Jika takdir bisa dipesan,aku ingin semua ini tidak pernah tejadi pada kita,tapi sayangnya aku bukan Tuhan.
Tapi kini,aku harus menikmati keadaan. Walau pun aku tidak bisa lagi berjalan,dan ia tidak lagi mengingat aku,keluarga kita,bahkan orang tuanya sekali pun,aku akan tetap menemaninya. Biar lah,hati ku tergores saat ia menganggap ku orang lain dan saat ia memperlakukan anak kita seperti orang asing. Aku akan tetap menemaninya,mengisi kekosongan hatinya,dan tetap mencintaimya seburuk apa pun keadaannya saat ini.
“hei,sebenarnya kau ini siapa?” Tanya Delia,membuyarkan lamunan ku.
“maaf,aku bukan siapa-siapa”.

(hanya) rindu



Ingatan serupa mesin waktu, yang dapat membawa mu jauh sekali, lalu merusak mood mu seharian.
Kamu senang mengenangnya tiap petang. Mengingat senyumnya yang dapat membuat mu baik-baik saja saat sedang sedih-sedihnya,mengingat suaranya yang dapat menggugurkan seluruh rindu,dan mengigat bahwa hanya ia yang dapat membuat mu merasa pulang. Lalu setelah itu sesak memenuhi seluruh ruang dalam dada mu, tersadar bahwa waktu begitu cepat berlalu,bahwa ia hanya ada dalam masa lalu.
Pada taggal tertentu,hari mu akan terasa berat dari biasanya,kepala mu riuh oleh nyanyian yang pernah ia dendangkan. Dan sekali lagi,kenyataan menampar mu ; menyadarkan mu dari kebahagiaan yang sudah berlalu.
Lamanya waktu berpisah,tidak menjamin kau akan baik-baik saja. Yang ada kau semakin tenggelam ke dasar rindu,yang membuat mu betah di dalam tempat bernama masa lalu.
Terkadang,kau merasa merindu itu berat. Tapi kemudian kau ingat,kau tidak akan pernah singgah pada rumah selain ia. Tak peduli seberapa bahagia ia saat ini,yang kau tahu hanya ia yang kau tunggu,menjadi satu-satunya tempat yang dapat melenyapkan segala rindu.
Merindu itu melelahkan,apa lagi kalau sendirian. Jadi,mau sampai kapan?