Hari ini tepat 500 hari setelah kamu pergi,pergi jauh
sekali.
Kau meminta ku untuk baik-baik saja,-padahal sulit sekali-
tapi aku bisa melalukannya. Lalu mengapa kau datang dan menemui ku lagi? Rindu
kan? Akui saja,toh aku pun begitu.
Aku selalu senang saat kau datang,tapi tidak untuk hari ini.
Pergi ya pergi saja,tak usah datang lagi. Apa lagi jika hanya untuk
mengacak-ngacak hati ini lagi.
Kamu tak henti-hentinya meminta maaf,karena telah pergi
tanpa pamit. Aku hanya tertawa saja.
Kamu pikir,melepaskan dan mengobati luka sendirian adalah
hal yang mudah?
Kamu pikir,menunggu kau pulang adalah hal yang menyenangkan?
Tidak,tuan.
Bahkan penyesalan mu pun tak bisa menjelaskan atas segala
apa yang telah ku relakan.
Perihal rindu,memang masih tentang kamu. Tapi maaf,hati ini
tak lagi meneima tamu semacam kau. Yang datang terlambat,dan pergi terlalu cepat.
“tak adakah tempat di hati mu untuk ku lagi?”,kata mu sambil
berusaha menggenggam tangan ku,namun ku tepis dengan cepat.
Sebenarnya kau masih punya tempat,tapi kecewa ku terlalu
berat.
Aku tak pernah menyangka kita akan betemu lagi,dalam keadaan
seperti ini. Meski kamu yang meminta duluan. Karena aku tak sudi mengemis
sebuah pertemuan dengan seseorang yang tak tau diri,yang diminta bertahan tapi
tetap meninggalkan.
Lalu aku bediri “maaf tuan,aku tak punya waktu untuk patah
hati lagi”. Kata ku sambil memunggungimu,yang tak peduli pada air yang
menggenang di pipi mu.