Jumat, 01 Mei 2015

Selamat tinggal

Hari itu aneh sekali. Aku hanya patah hati,tapi aku seperti ingin mati.
Aku masih ingat hari hari itu.
Hari dimana semesta ku berubah menjadi kelabu.
Hari dimana aku kehilangan aku,kita dan kau.
Sesak sekali rasanya,ketika aku harus melihat mu tertawa bersama perempuan selain aku.
Dan terasa begitu berat,ketika aku harus menyapa mu saat kau sedang menyuapi perempuan mu saat jam makan siang.
Seolah hari itu aku ingin melarikan diri,dan berharap tidak bertemu dengan mu lagi.
Hari itu aku kehilangan semangat belajar,kehilangan nafsu makan dan kehilangan alasan untuk tertawa. Aku seperti orang asing.
Kau lihat kan? Bagaimana patah hati bisa menyita waktu dan menghilangkan kewarasan?
Tetapi hari-hari gelap itu telah berlalu,kini hanya ada aku yang memunggungi mu.
Kau telah pergi,pun aku yang telah melangkahkan kaki lebih jauh lagi.
Aku telah asing di kepala mu,pun kau yang telah berbeda di semesta ku.
Saat kau pergi,semesta tetap bekerja seperti seharusnya. Mentari tetap terbit dari timur. Pelangi tetap berwarna warni. Pun senja tetap berwarna jingga.
Dan kau harus tau. Hanya karena kau telah mematahkan hati ku menjadi kepingan,bukan berarti aku tidak bisa menyambungkan.


Note : Ditulis di akhir bulan maret.